• Beranda
  • Artikel
  • Main Padel Kena Pajak Hiburan? Ini Dia Fakta Dibalik Aturan Pajaknya

Main Padel Kena Pajak Hiburan? Ini Dia Fakta Dibalik Aturan Pajaknya

11 Juli 2025

Baru-baru ini olahraga Padel kian populer di kalangan masyarakat urban. Permainan yang menggabungkan unsur tenis dan squash ini dikenal seru dan mudah dimainkan bahkan oleh pemula. Tren Padel mampu mengubah gaya hidup masyarakat yang semakin aktif dan terbuka pada jenis olahraga baru. Maka tak heran, jika kini banyak bermunculan lapangan Padel di kota-kota besar, salah satunya Jakarta. 


Sobat Pajak sudah tahu belum, kalau Padel dikenakan pajak hiburan? Apakah ini jenis pajak baru yang dipungut oleh Pemprov DKI Jakarta? 

Baca juga: Pemungutan PBJT Atas Jasa Kesenian dan Hiburan Terhadap Olahraga Padel 

Sebelum lebih jauh, pajak hiburan adalah bagian dari pajak daerah dan bukan merupakan jenis pajak baru. Pajak hiburan sudah ada sejak 1997 yang diatur melalui UU Nomor 19 Tahun 1997. Sekarang, pajak hiburan dikenal dengan PBJT Jasa Kesenian dan Hiburan. Sesuai Perda Nomor 1 Tahun 2024, salah satu objek PBJT Hiburan adalah olahraga permainan dengan menggunakan tempat/ruang dan/atau peralatan/perlengkapan untuk olahraga dan kebugaran. Apabila memenuhi kriteria dan dipungut biaya atas penggunaan fasilitas tersebut, maka dikenakan PBJT Hiburan.

Baca juga: PBJT Jasa Kesenian dan Hiburan, Yuk Pahami Jenis Pajaknya 

Pemungutan PBJT Hiburan terhadap olahraga Padel juga diatur berdasarkan Surat Keputusan Kepala Bapenda Nomor 257 Tahun 2025. Tapi, nggak cuma olahraga Padel aja yang kena pajak, beberapa olahraga permainan lain yang dikenakan PBJT Hiburan, di antaranya:

  1. Tempat kebugaran (fitness center), termasuk tempat yoga/pilates/zumba

  2. Lapangan futsal/sepak bola/mini soccer

  3. Lapangan tenis

  4. Kolam renang

  5. Lapangan bulu tangkis

  6. Lapangan basket

  7. Lapangan voli

  8. Lapangan tenis meja

  9. Lapangan squash

  10. Lapangan panahan

  11. Lapangan bisbol/softbol

  12. Lapangan tembak

  13. Tempat bowling

  14. Tempat biliar

  15. Tempat panjat tebing

  16. Tempat ice skating

  17. Tempat berkuda

  18. Tempat sasana tinju/bela diri

  19. Tempat atletik/lari

  20.  Jetski, dan

  21. Lapangan padel


Banyak banget kan? Jadi, bukan karena olahraga Padel sedang populer lantas dikenai pajak, justru hal ini dilakukan supaya tercipta rasa keadilan karena olahraga permainan lainnya telah dikenakan PBJT Hiburan sejak lama. Nah, Sobat pasti bertanya-tanya, kok Golf nggak dikenakan PBJT Hiburan sih? Sedikit fakta menarik Sobat, kalau Golf sudah dikenakan pajak pertambahan nilai atau PPN yang dipungut oleh pemerintah pusat. Besaran tarif yang dikenakan juga lebih tinggi yaitu 11%, sedangkan PBJT Hiburan olahraga permainan dikenakan tarif sebesar 10%.


Meningkatnya minat pada olahraga Padel ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya kesehatan dan koneksi sosial. Namun di sisi lain, tren Padel turut membuka ruang kontribusi baru untuk mendukung pembangunan daerah melalui PBJT Hiburan. Langkah kecil ini akan menjadi pondasi yang kuat jika kita menyadari bahwa gaya hidup aktif harus tetap selaras dengan kewajiban sebagai warga negara. Yuk, bersama kita tumbuhkan jiwa raga yang sehat dan kesadaran pajak yang taat!